Minggu, 17 Februari 2013

Jambu Air Citra


Jambu air Thab Thin Chan, Thongsamsi alias King Citra
     oleh Fiko Agung


Pucuk thap thin chan ?sebutan varietas jambu itu di Thailand - lantas dibagi-bagikan pada beberapa kolektor yang sama-sama penasaran ingin melihat sosok buahnya. Nama thap thin chan berarti batu ruby dari Chanthaburi. Sesuai namanya -ruby - apple rose Negeri Siam itu berwarna merah. Mirip dengan citra. Hanya saja bentuk citra seperti lonceng panjang. Sementara thap thin chan berbentuk lonceng tapi agak gemuk.

Nun di kebun Khun Kia Thisak di Chanthaburi, Thailand, thap thin chan yang dipanen rata-rata berukuran jumbo - sekilo isi 4 -6 buah -itu berbentuk seperti lonceng dan berwarna merah terang. Sedangkan citra di tanahair rata-rata 100 -200 g per buah. ?Kita harus amati 3 - 4 tahun, jangan cepat-cepat mengambil kesimpulan. Apakah ia citra yang sudah dikembangkan?? lebih lanjut Reza berujar.

Kabar yang Trubus peroleh dari Ir Nancy Martasuta, ahli alih informasi pertanian Indonesia - Thailand, citra memang sudah dikembangkan di negeri Siam. Di Ratchabury, misalnya. Citra disebut thongsamsi alias emas 3 warna. Buah tanpa biji, daging bertekstur padat, dan kandungan air sedikit sehingga renyah. Tingkat kemanisan mencapai 12 -15,0 briks. Yang menarik, menurut Nancy, thongsamsi sama dengan thab thim chan (bukan thap thin chan , red). ?Itu hanya salah penulisan saja. Setahu saya keduanya sama, ? katanya.

Little citra
Terlepas dari berbagai kabar itu, tak hanya Lutfi yang menemukan jambu air mirip citra. Di Demak, Jawa Tengah, ada Prakoso Heryono, yang ketiban rezeki. Pemilik nurseri Satya Pelita itu mendapat sebatang bibit jambu air dari hobiis di sebuah kota di Jawa Tengah. ?Saya mempunyai jambu air enak, rasanya manis, ? ujar Prakoso menirukan ucapan hobiis itu. Maka sebatang jambu setinggi 40 cm pun ditanam oleh Nonot - sebutan akrab Prakoso -2 tahun silam. Pada November 2005, tanaman mulai berbuah. Tanaman setinggi 1, 2 m digelayuti 50 buah. Bentuk mirip citra, hanya saja ukuran buah lebih kecil. Paling hanya setengahnya. Yang mencolok warna kulit merah cerah bak citra. Rasanya manis dan tanpa biji.

Sayang, saat Trubus berkunjung ke kediaman Nonot, si little citra itu tak berbuah. Namun, beberapa hobiis yang sempat mampir ke kebun Prakoso saat tanaman berbuah, mengaku buah itu memang seperti citra. ?Dari sosok tanaman dan bentuk daun memang mirip citra, ? kata Eddy Soesanto dari nurseri Tebuwulung di Cijantung, Jakarta Timur.

Beberapa hobiis lain yang Trubus temui mengakui citra yang dikoleksi tak sama dengan yang diulas Trubus pertama kali pada Agustus 1994. Ciri citra:bentuk lonceng tanpa pinggang, warna saat matang merah kecokelatan, dan tanpa biji. Namun, saat ini hobiis kerap menemukan citra agak berpinggang dan berbiji.

Menurut JK Soetanto, pekebun buah di Subang, Jawa Barat, varian-varian citra sangat mungkin terjadi. Misal karena pengaruh dari batang bawah. Soetanto mencontohkan, citra yang disambung pucuk atau diokulasi dengan king rose apple cenderung bersosok lebih besar. Bila disambung batang bawah jambu lilin, bentuk citra biasanya agak berpinggang. ?Pergeseran sifat itu biasanya 2 -3 tahun pertama. Selanjutnya, ia kembali ke sifat asli, ? ujar pemilik perusahaan Sari Tani itu. Pengalaman pekebun lain, citra seperti aslinya bila batang bawah berasal dari jambu air mawar.

Biji bisa muncul pada citra bila ditanam dekat jambu jenis berbiji besar. ?Bila berbunga serentak dengan jambu lain, persilangan alami sangat mungkin terjadi,? tuturReza. Pergeseran bentuk buah juga kerap ditemukan pada citra yang ditanam pada lingkungan berbeda. Buah citra agak berpinggang sering muncul pada tanah dengan dominan liat dan miskin pasir. Bila ditanam di green house dengan suhu terlalu tinggi, buah memendek dan bertambah gendut. Toh, meski banyak rupa, varian-varian citra itu tetap unggul. (Destika Cahyana)

Sumber Trubusonline.co.id
Foto by Fiko Agung

Minggu, 05 Februari 2012

FOTO GALLERI






Sabtu, 04 Februari 2012

SEPUTAR KEBUN













panen mentimun yang ke-2







Ini durian tembaga, aslinya tembaga tapi keturunanya (biji) berubah menjadi kuning

Kamis, 02 Februari 2012

Durian Jebus

 







Duren Tembaga Rukem Jebus
Salah satu sentra durian  Di Kabupaten Bangka Barat adalah  Kecamatan Jebus. Di kecamatan ini dikenal Durian  (maaf ) "Tai Babi" atau yang lebih dikenal dengan nama Durian Namlung. Durian ini sudah menjadi varitas unggul Indonesia. Selain itu, di kecamatan jebus juga masih banyak durian-durian kampung yang bagus misalnya durian Tembaga Bak yang  berasal dari Desa Rukem. durian ini merupakan salah satu yang terbaik di Desa Rukem. Pemiliknya adalah Pak Husein. 



Pohon setinggi 30 m dengan tajuk mekar seperti payung. Diperkirakan berusia puluhan tahun. Bentuk buah bulat lonjong, warna kulit hijau kecoklatan, aroma kuat, duri runcing dan berwarna terbakar di ujungnya. Ketika dibelah tampak warna daging jingga, rasa manit legit, terkadang agak pahit, daging agak kering.  Daging buah tebal dengan biji sedang. Satu buah terdapat 5 juring,  1 juring berisi 3-5 ponge.

Durian ini enak dimakan setelah jatuh. jika sudah  satu hari daging semakin lembek atau basah. Tahun ini buahnya ada sekitar 200 buah.
( Fiko Agung )

Label:

Selasa, 31 Januari 2012

Akses Kebukit Tringgiling

Durian Bukit Tringgiling

Bukit Tringgiling terletak di  perbatasan antara Desa Air Mesu dengan Desa Beruas. Keduanya berada di Kabupaten Bangka Tengah. Aksek jalan bisa dari desa Air Mesu dan bisa juga dari Desa Beruas . 
  1. Akses dari Desa Air Mesu.                                                                                                        Jika anda dari arah Kota Pangkalpinang, setelah di depan kantor Desa Air Mesu, belok ke kanan. Kemudian terus saja sampai ke kaki bukit. Abaikan persimpangan, terus ikuti jalan utama. Kira-kira 15 menit anda akan sampai di kaki bukit Tringgiling .
  2. Akses melalui Desa Beruas.                                                                                                     Dari arah Kota Pangkalpinang, setelah sampai di awal Desa Beruas, belok ke kiri melewati gang.beraspal. Terus saja sampai bertemu jalan tidak di aspal kemudian belok ki kiri. Setelah itu lurus saja sampai keperbukitan.Jika anda mengikuti intruksi dengan baik sekitar 5-10 menit anda sudah sampai dikaki bukit tringgiling.                                                                                                
Selamat mencoba. ( Fiko Agung )

Rabu, 11 Januari 2012

Musim Durian Yang Panjang di Bangka


  “Apa kabar, Yo main kesini. Kampung kami lah musim durian “. Sebuah pesan singkat dari teman di Desa Bukit Terap Kecamatan Sadai sore hari diawal bulan oktober 2011, membuat saya bersiap-siap untuk berangkat ke perkebunan durian. Bukan ke Sadai melainkan ke Desa Beruas Kabupaten Bangka Tengah, Saya berpikir jika di sadai sudah musim durian, kemungkinan di bukit Tringgiling  juga sama. mungkin Si Pahit pun sudah jatuh. Pagi ini mencari  durian Si Pahit adalah tujuan saya. Selepas isi bensin di SPBU jalan Selan, sepeda motor saya pacu kearah selatan dengan kecepatan sedang. Jalan  beraspal selebar enam meter tampak bagus. Arus lalu lintas tergolong lancer. Sekitar duapuluh menit kemudian, saya sudah  sampai di desa beruas. Diawal Desa saya berbelok kearah kiri. Jalan beraspal dari batu pegunungan yang kasar saya lalui sejauh lima ratus meter. Kemudian sepeda motor saya belokkan kerah kiri kejalan tidak beraspal. Kiri kanan terlihat kebun karet dan sahang ( lada ) milik masyarakat. Kondisi jalanan kering karena beberapa hari tidak hujan. Jika hujan biasanya jalan jalan seperti ini akan  mencadi licin, perlu ekstra hati-hati melewatinya. Di puncak tebing jalanan berbelok saya memutuskan mampir di salah satu kebun milik warga. saya disodorkan pemandangan yang menakjubkan . Durian-durian tua berumur puluhan tahun tumbuh tak beraturan dilereng-lereng perbukitan, kemana mata memandang terlihat banyak pohon durian. Ketinggian pohon mencapai puluhan meter dengan batang rata-rata sebesar pelukan orang dewasa. Hampir setiap pohon di gayuti buah walaupun ada juga ada yang tidak berbuah. Ada baru menjadi putik, ada yang sebesar bola golf, ada juga yang sebesar gemgaman tangan. Bahkan beberapa pohon buah sudah ada yang jatuh. “ Nek kemana ?’’ sapa pemilik kebun. “Ke kebun mbah Rekso” jawab saya. “ oh Ni yang jaga kebun e”katanya  lagi. Setelah berbincang sedikit, saya tahu bahwa dari penjaganya bahwa Durian Si Pahit Sudah mati, “Makan dulu, nih lah ade yang jatuh “ kata pemilik kebun ramah. Saya dibelahkan beberapa durian. Ada  yang berwarna kekuning, ada juga yang agak jingga. Hemm… wangi durian menggugah selera membuat saya tak sabar untuk mencicipinya. Ketika dimakan, teksurnya terasa lembut, ketebalan daging sedang. Sayangnya rasanya tidak terlalu manis. Ketika ditanya pada empunya, hal ini karena baru jatuh pertama,. Kata orang Bangka buang buruk.pun masek benar agik lame. Nek lah sapai bulan januari atau februari.” kata empunya. Setelah puas mengobrol, saya pulang tanpa membawa durian sebutirpun. Saya memilih melanjutkan perjalanan kearah desa Air Mesu ketimbang berbalik arah. berharap akan menemukan beberapa durian untuk dibawa pulang. Jalan yang dilalui kali ini jalan setapak. saya harus melewati anak sungai yang tidak memiliki jembatan, hal ini membuat sepeda motor saya harus berjibaku dengan lumpur sungai. Tak lama kemudian saya menjumpai jalan lebar yang bisa di lalui kendaraan roda empat. Dari sini kedesa masih sekitar limabelas menit.  Saya menambah kecepatan agar cepat sampai . Dalam Hati, saya berniat akan kembali ketika sudah musim durian jatuh.


Durian  Bukit Tringgiling

Si Kuning
Itu sepenggal cerita perburuan yang gagal. Ketika saya berpergian kekebun saya di Kecamatn Jebus  Kabupaten Bangka Barat, di sepanjang jalan Raya Pangkalpinang-Mentok bahkan durian baru berbunga atau masih  berupa putik. Perbedaan berbunga di setiap daerah akan menyebabkan  perbedaan waktu durian jatuh., Misalnya di daerah Kabupaten Bangka Barat terutama kecamatan Tempilang, pada bulan November 2011 durian sudah mulai jatuh. Kecamatan ini merupakan salah satu daerah yang pertama-tama musim durian di Bangka Belitung. Demikian juga Kabupaten lainnya yaitu Kabupaten Bangka Selatan misalnya, di desa Bukit Terap , desa Tiram Kecamatan Sadai durian mulai berjatuhan. Sedangkan di Kabupaten Bangka Tengah, Desa Belimbing merupakan salah satu Desa yang awal musim duriannya. Durian dari beberapa desa ini mulai menghiasi jalanan di Kota Pangkalpinang. Setidaknya itulah jawaban yang diberikan ketika saya bertanya asal durian yang mereka jajakan. Kemudian daerah lain mengikuti seperti Desa Nangka, Desa Permis, Simpang teritip, Pelanggas, Tugang Pebuar. Sekarang di awal  tahun 2012 ini Durian membanjiri Kota Pangkalpinang.