Rabu, 11 Januari 2012

Musim Durian Yang Panjang di Bangka


  “Apa kabar, Yo main kesini. Kampung kami lah musim durian “. Sebuah pesan singkat dari teman di Desa Bukit Terap Kecamatan Sadai sore hari diawal bulan oktober 2011, membuat saya bersiap-siap untuk berangkat ke perkebunan durian. Bukan ke Sadai melainkan ke Desa Beruas Kabupaten Bangka Tengah, Saya berpikir jika di sadai sudah musim durian, kemungkinan di bukit Tringgiling  juga sama. mungkin Si Pahit pun sudah jatuh. Pagi ini mencari  durian Si Pahit adalah tujuan saya. Selepas isi bensin di SPBU jalan Selan, sepeda motor saya pacu kearah selatan dengan kecepatan sedang. Jalan  beraspal selebar enam meter tampak bagus. Arus lalu lintas tergolong lancer. Sekitar duapuluh menit kemudian, saya sudah  sampai di desa beruas. Diawal Desa saya berbelok kearah kiri. Jalan beraspal dari batu pegunungan yang kasar saya lalui sejauh lima ratus meter. Kemudian sepeda motor saya belokkan kerah kiri kejalan tidak beraspal. Kiri kanan terlihat kebun karet dan sahang ( lada ) milik masyarakat. Kondisi jalanan kering karena beberapa hari tidak hujan. Jika hujan biasanya jalan jalan seperti ini akan  mencadi licin, perlu ekstra hati-hati melewatinya. Di puncak tebing jalanan berbelok saya memutuskan mampir di salah satu kebun milik warga. saya disodorkan pemandangan yang menakjubkan . Durian-durian tua berumur puluhan tahun tumbuh tak beraturan dilereng-lereng perbukitan, kemana mata memandang terlihat banyak pohon durian. Ketinggian pohon mencapai puluhan meter dengan batang rata-rata sebesar pelukan orang dewasa. Hampir setiap pohon di gayuti buah walaupun ada juga ada yang tidak berbuah. Ada baru menjadi putik, ada yang sebesar bola golf, ada juga yang sebesar gemgaman tangan. Bahkan beberapa pohon buah sudah ada yang jatuh. “ Nek kemana ?’’ sapa pemilik kebun. “Ke kebun mbah Rekso” jawab saya. “ oh Ni yang jaga kebun e”katanya  lagi. Setelah berbincang sedikit, saya tahu bahwa dari penjaganya bahwa Durian Si Pahit Sudah mati, “Makan dulu, nih lah ade yang jatuh “ kata pemilik kebun ramah. Saya dibelahkan beberapa durian. Ada  yang berwarna kekuning, ada juga yang agak jingga. Hemm… wangi durian menggugah selera membuat saya tak sabar untuk mencicipinya. Ketika dimakan, teksurnya terasa lembut, ketebalan daging sedang. Sayangnya rasanya tidak terlalu manis. Ketika ditanya pada empunya, hal ini karena baru jatuh pertama,. Kata orang Bangka buang buruk.pun masek benar agik lame. Nek lah sapai bulan januari atau februari.” kata empunya. Setelah puas mengobrol, saya pulang tanpa membawa durian sebutirpun. Saya memilih melanjutkan perjalanan kearah desa Air Mesu ketimbang berbalik arah. berharap akan menemukan beberapa durian untuk dibawa pulang. Jalan yang dilalui kali ini jalan setapak. saya harus melewati anak sungai yang tidak memiliki jembatan, hal ini membuat sepeda motor saya harus berjibaku dengan lumpur sungai. Tak lama kemudian saya menjumpai jalan lebar yang bisa di lalui kendaraan roda empat. Dari sini kedesa masih sekitar limabelas menit.  Saya menambah kecepatan agar cepat sampai . Dalam Hati, saya berniat akan kembali ketika sudah musim durian jatuh.


Durian  Bukit Tringgiling

Si Kuning
Itu sepenggal cerita perburuan yang gagal. Ketika saya berpergian kekebun saya di Kecamatn Jebus  Kabupaten Bangka Barat, di sepanjang jalan Raya Pangkalpinang-Mentok bahkan durian baru berbunga atau masih  berupa putik. Perbedaan berbunga di setiap daerah akan menyebabkan  perbedaan waktu durian jatuh., Misalnya di daerah Kabupaten Bangka Barat terutama kecamatan Tempilang, pada bulan November 2011 durian sudah mulai jatuh. Kecamatan ini merupakan salah satu daerah yang pertama-tama musim durian di Bangka Belitung. Demikian juga Kabupaten lainnya yaitu Kabupaten Bangka Selatan misalnya, di desa Bukit Terap , desa Tiram Kecamatan Sadai durian mulai berjatuhan. Sedangkan di Kabupaten Bangka Tengah, Desa Belimbing merupakan salah satu Desa yang awal musim duriannya. Durian dari beberapa desa ini mulai menghiasi jalanan di Kota Pangkalpinang. Setidaknya itulah jawaban yang diberikan ketika saya bertanya asal durian yang mereka jajakan. Kemudian daerah lain mengikuti seperti Desa Nangka, Desa Permis, Simpang teritip, Pelanggas, Tugang Pebuar. Sekarang di awal  tahun 2012 ini Durian membanjiri Kota Pangkalpinang.

0 Komentar:

Posting Komentar

Thanks sudah berkunjung ke blog ini...

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda