“Apa
kabar, Yo main kesini. Kampung kami lah musim durian “. Sebuah pesan
singkat dari teman di Desa Bukit Terap Kecamatan Sadai sore hari diawal bulan
oktober 2011, membuat saya bersiap-siap untuk berangkat ke perkebunan durian.
Bukan ke Sadai melainkan ke Desa Beruas Kabupaten Bangka Tengah, Saya berpikir jika
di sadai sudah musim durian, kemungkinan di bukit Tringgiling juga sama. mungkin Si Pahit pun sudah jatuh. Pagi
ini mencari durian Si Pahit adalah
tujuan saya. Selepas isi bensin di SPBU jalan Selan, sepeda motor saya pacu kearah
selatan dengan kecepatan sedang. Jalan beraspal
selebar enam meter tampak bagus. Arus lalu lintas tergolong lancer. Sekitar duapuluh
menit kemudian, saya sudah sampai di desa
beruas. Diawal Desa saya berbelok kearah kiri. Jalan beraspal dari batu
pegunungan yang kasar saya lalui sejauh lima ratus meter. Kemudian sepeda motor
saya belokkan kerah kiri kejalan tidak beraspal. Kiri kanan terlihat kebun karet
dan sahang ( lada ) milik masyarakat. Kondisi jalanan kering karena beberapa
hari tidak hujan. Jika hujan biasanya jalan jalan seperti ini akan mencadi licin, perlu ekstra hati-hati
melewatinya. Di puncak tebing jalanan berbelok saya memutuskan mampir di salah
satu kebun milik warga. saya disodorkan pemandangan yang menakjubkan .
Durian-durian tua berumur puluhan tahun tumbuh tak beraturan dilereng-lereng
perbukitan, kemana mata memandang terlihat banyak pohon durian. Ketinggian
pohon mencapai puluhan meter dengan batang rata-rata sebesar pelukan orang
dewasa. Hampir setiap pohon di gayuti buah walaupun ada juga ada yang tidak
berbuah. Ada baru menjadi putik, ada yang sebesar bola golf, ada juga yang
sebesar gemgaman tangan. Bahkan beberapa pohon buah sudah ada yang jatuh. “ Nek
kemana ?’’ sapa pemilik kebun. “Ke kebun mbah Rekso” jawab saya. “ oh Ni yang
jaga kebun e”katanya lagi. Setelah berbincang
sedikit, saya tahu bahwa dari penjaganya bahwa Durian Si Pahit Sudah mati, “Makan
dulu, nih lah ade yang jatuh “ kata pemilik kebun ramah. Saya dibelahkan
beberapa durian. Ada yang berwarna
kekuning, ada juga yang agak jingga. Hemm… wangi durian menggugah selera
membuat saya tak sabar untuk mencicipinya. Ketika dimakan, teksurnya terasa lembut,
ketebalan daging sedang. Sayangnya rasanya tidak terlalu manis. Ketika ditanya
pada empunya, hal ini karena baru jatuh pertama,. Kata orang Bangka buang buruk. “ pun masek benar agik lame. Nek lah sapai bulan
januari atau februari.” kata empunya. Setelah puas mengobrol, saya pulang tanpa
membawa durian sebutirpun. Saya memilih melanjutkan perjalanan kearah desa Air
Mesu ketimbang berbalik arah. berharap akan menemukan beberapa durian untuk dibawa
pulang. Jalan yang dilalui kali ini jalan setapak. saya harus melewati anak sungai
yang tidak memiliki jembatan, hal ini membuat sepeda motor saya harus berjibaku
dengan lumpur sungai. Tak lama kemudian saya menjumpai jalan lebar yang bisa di
lalui kendaraan roda empat. Dari sini kedesa masih sekitar limabelas menit. Saya menambah kecepatan agar cepat sampai . Dalam
Hati, saya berniat akan kembali ketika sudah musim durian jatuh.
|
Durian Bukit Tringgiling |
|
Si Kuning |
Itu sepenggal cerita perburuan
yang gagal. Ketika saya berpergian kekebun saya di Kecamatn Jebus Kabupaten Bangka Barat, di sepanjang jalan Raya
Pangkalpinang-Mentok bahkan durian baru berbunga atau masih berupa putik. Perbedaan berbunga di setiap
daerah akan menyebabkan perbedaan waktu durian
jatuh., Misalnya di daerah Kabupaten Bangka Barat terutama kecamatan Tempilang,
pada bulan November 2011 durian sudah mulai jatuh. Kecamatan ini merupakan salah
satu daerah yang pertama-tama musim durian di Bangka Belitung. Demikian juga Kabupaten
lainnya yaitu Kabupaten Bangka Selatan misalnya, di desa Bukit Terap , desa
Tiram Kecamatan Sadai durian mulai berjatuhan. Sedangkan di Kabupaten Bangka
Tengah, Desa Belimbing merupakan salah satu Desa yang awal musim duriannya. Durian
dari beberapa desa ini mulai menghiasi jalanan di Kota Pangkalpinang.
Setidaknya itulah jawaban yang diberikan ketika saya bertanya asal durian yang
mereka jajakan. Kemudian daerah lain mengikuti seperti Desa Nangka, Desa
Permis, Simpang teritip, Pelanggas, Tugang Pebuar. Sekarang di awal tahun 2012 ini Durian membanjiri Kota
Pangkalpinang.